SEOUL – Korea Selatan berada dalam keadaan darurat militer setelah diumumkan oleh Presiden Yoon Suk-yeol pada Selasa (3/12/2024). Ini adalah darurat militer pertama yang diumumkan di Korea Selatan sejak pembunuhan Presiden Park Chung-hee pada tahun 1979.
Yun mengatakan darurat militer diberlakukan karena adanya ancaman dari pasukan Korea Utara dan untuk menjaga ketertiban. Yoon menuduh partai oposisi sebagai kelompok pro-Korea Utara dan mengendalikan parlemen Korea Selatan.
Menurut BBC, Yun berkata, “Saya telah mengumumkan darurat militer untuk melindungi Republik Korea yang merdeka dari ancaman kekuatan komunis Korea Utara dan untuk melenyapkan kekuatan anti-negara pro-Korea Utara yang bermusuhan.”
Pemberlakuan darurat militer dikritik tajam oleh pemimpin oposisi Korea Selatan Lee Jae-myung, yang menyebut tindakan Yoon tidak konstitusional.
Setelah pengumuman ini, kendaraan militer memasuki ibu kota Seoul dan mulai berpatroli di jalan-jalan. Tentara memblokir pintu masuk gedung Parlemen dengan helikopter militer.
Beberapa bekas pos menunjukkan konvoi panzer memasuki ibu kota dan beberapa kendaraan tempur mengelilinginya.
Menurut laporan baru-baru ini, polisi bentrok dengan pengunjuk rasa yang menolak deklarasi tersebut di depan Gedung Parlemen.
Darurat militer artinya warga negara yang melanggar dapat ditangkap tanpa surat perintah. Selain itu, semua media dan penerbit akan tunduk pada perintah dan operasi darurat militer. Dan seperti yang kami sebutkan sebelumnya, aktivitas parlemen dilarang.
Staf medis termasuk pekerja magang telah diinstruksikan untuk kembali bekerja dalam waktu 48 jam.
(dka)