Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI merespons penghentian sementara Program Studi Anestesi Pendidikan Dokter Khusus Anestesi dan Resusitasi (PPDS), serta penghentian sementara kegiatan klinis Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. (FC) . UNDIP), Dr. Jan Visnu Prajokon.

Penangguhan kurikulum ini disebabkan oleh meninggalnya dr. Aulia Risma diduga mengakhiri hidupnya karena perundungan.

Wakil Menteri Kesehatan prof. Dr. Dante Saxono Harbuvono, Sp.PD-KEMD, menilai penangguhan program pelatihan tersebut untuk memulai penyelidikan atas kematian AR dan tidak ada intervensi antara remaja dan orang dewasa.

“Jadi hal ini dilakukan agar penyidikan bisa berjalan lancar. Jadi tidak ada campur tangan antara muda dan tua selama pemeriksaan oleh polisi, kata Wakil Menteri Kesehatan Dante, Jakarta Selatan, saat ditemui di Kantor Kementerian Kesehatan, Selasa, 10 September 2024.

Wakil Menteri Kesehatan Dante mengatakan Kementerian Kesehatan juga bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk mengawal penyelidikan dan penyidikan kematian AR. Menurutnya, kerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dapat memahami hasil investigasi dan melihat lebih komprehensif mengenai bullying di dunia pendidikan.

“Kami selalu sepakat dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan ini sudah dilakukan. “Nampaknya insentif untuk membekukan dekan dan profesor memaksa mereka melakukan penilaian sendiri,” ujarnya.

Jadi ternyata ini juga simulasi bagi mereka (Kemendikbud) dan akan menyelesaikan proses penyidikan, ujarnya.

Selain itu, Wakil Menteri Kesehatan Dante mengatakan tidak menutup kemungkinan program studi anestesi UNDIP dapat dibuka kembali setelah penyelidikan dan pemeriksaan berhasil.

“Nanti kalau investasinya sudah selesai, mudah-mudahan kurikulumnya bisa dibuka kembali seiring dengan kemajuannya,” ujarnya.

(Singa)

(Singa)