JAKARTA – Indonesia sebagai salah satu produsen kelapa terbesar di dunia mempunyai potensi besar untuk mengembangkan energi terbarukan. Salah satu inovasi strategis yang mulai menarik perhatian adalah pengolahan surplus kelapa ekspor menjadi biofuel.
Menyikapi tantangan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dan dampaknya terhadap lingkungan, BRIN terus melakukan inovasi dalam pengembangan energi terbarukan. Salah satunya adalah penelitian bahan bakar alternatif berbahan dasar minyak kelapa yang tidak layak dikonsumsi, yakni bio-jetfuel.
Pemanfaatan ampas kelapa tidak hanya menjanjikan nilai tambah bagi sektor energi, dengan melimpahnya sumber daya kelapa di Indonesia, peluang ini dapat menjadi solusi tepat untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dan juga mendukung tujuan pemerintah dalam transisi energi berkelanjutan.
Peneliti Madya Pusat Penelitian Kimia BRIN Deliana Dahnum mengatakan Indonesia merupakan eksportir utama kelapa.
“Dan menurut penelitian, ada sekitar 20-30% yang tidak layak untuk diekspor, apakah terlalu matang atau ukurannya tidak layak untuk diekspor, dan lain-lain, dan itu saya manfaatkan untuk membuat biofuel ini untuk bahan bakar nabati. reaksinya,” katanya katanya katanya