MALANG – Puskesmas Dinoio Malang memanfaatkan robot berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk memberikan pelayanan kepada pasien yang diklaim sebagai inovasi pertama di Indonesia. Robot bernama Bitorium dikembangkan oleh staf medis di Puskesmas Dinoio untuk mendukung layanan laboratorium.

Robot Bitorium memiliki berbagai fungsi canggih seperti mendapatkan nomor janji temu, memberikan informasi layanan laboratorium, dan menjawab berbagai pertanyaan pasien terkait pemeriksaan kesehatan. Pasien dapat berinteraksi langsung dengan robot ini, seolah-olah sedang berbicara dengan tenaga medis sungguhan.

Bitorium dibuat menggunakan sistem AI dari smartphone bekas yang dikumpulkan secara khusus. Pada bagian depan tubuh robot terdapat kamera dengan sensor yang mendeteksi wajah dan suara pasien. Kamera ini juga dapat memindai kartu BPJS pasien untuk membantu mereka mendapatkan pelayanan di Puskesmas Dinoio.  Puskesmas Dinoio Malang

Pasien menunjukkan kartu BPJSnya dan robot secara otomatis memindainya, dan data pasien dihubungkan langsung ke layar monitor di ruang tunggu laboratorium. Saat giliran pasien tiba, sistem digital otomatis aktif untuk memanggilnya.

Bitorius juga mampu menjelaskan layanan yang ada di Puskesmas Dinoio, memberikan penjelasan medis seolah-olah pasien sedang berinteraksi langsung dengan petugas medis.

Salah satu pasien Puskesmas Dinojo, Suroso mengaku kaget dengan kabar tersebut. Menurutnya, biasanya fasilitas kesehatan yang lebih tinggi memiliki robot yang canggih, namun di Puskesmas Dinojo robot AI tersedia di semua lapisan masyarakat.

“Sangat bermanfaat, jadi mengantri lebih cepat dan nyaman. Kini tidak perlu menunggu lama,” kata Suroso.

Budi Ari Bovo, petugas medis Puskesmas Dinojo menjelaskan, robot Bitorium berbasis kecerdasan buatan ini dikirim ke Puskesmas untuk mengatasi antrean panjang yang sering menjadi keluhan masyarakat.

“Banyak pasien mengeluh tentang antrian panjang dan kurangnya transparansi.” “Robot ini membantu terciptanya tatanan yang lebih transparan,” kata Budi Ari.

Inovasi ini bermula dari ide Budi untuk memanfaatkan teknologi digital. Dia menggunakan ponsel cerdas putranya yang rusak, yang dia perbaiki dan buatkan robot untuk pasien. Bagian tubuh robot juga dibuat menggunakan printer 3D sehingga bentuknya unik dan menarik perhatian pasien.

“Ini adalah tahun percobaan dan kesalahan.” Bitorium diluncurkan pada Oktober 2023 dan masih dalam tahap prototipe. “Saya rasa ini adalah robot AI pertama di bidang perawatan kesehatan,” tambahnya.

Awalnya Bitori menggunakan jaringan internet Puskesmas, namun karena kurang maksimal, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang bermitra dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Discominfo) Kota Malang menyediakan jaringan internet tersendiri untuk Balani.

“Jadi jaringan internet khusus ini didukung oleh Discominfo dan lainnya.” Husnul dari Dinas Kesehatan Kota Malang, dengan kecepatan 20 Mbps sangat aman untuk robot. Sementara saya sedang menyewa server domain,” pungkas Budi.

(aln)