Paris – Presiden Prancis Emmanuel Macron sekali lagi menyerukan embargo senjata terhadap Israel terkait konflik di Gaza dan Lebanon. Macron menyampaikan seruan tersebut setelah tentara Zionis melancarkan serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon selatan.
Dua petugas polisi Sri Lanka yang tergabung dalam Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) terluka minggu ini setelah sebuah tank Merkava menembaki menara penjaga di markas besar pasukan di kota perbatasan Nakura. Israel mengklaim pasukannya melepaskan tembakan karena adanya ancaman langsung, namun Macron mengatakan serangan itu “disengaja” dan “sama sekali tidak dapat diterima”.
“Sangat tidak dapat diterima melihat pasukan UNIFIL dengan sengaja menjadi sasaran pasukan militer Israel. Kami mengutuknya, kami tidak menoleransinya, dan kami tidak akan menerima pengulangannya,” kata Macron setelah pertemuan puncak para pemimpin Eropa di Siprus pada hari Jumat. (11/10/2024).
Macron berpendapat bahwa menghentikan penjualan senjata ke Israel yang digunakan di Gaza dan Lebanon adalah hal yang penting untuk mengakhiri kekerasan.
“Kami mengetahui semua ini. Ini adalah satu-satunya cara untuk mengakhirinya,” kata pemimpin Prancis itu pada konferensi pers bersama setelah pertemuan Med9, aliansi sembilan negara Mediterania di Uni Eropa.
Macron menyatakan bahwa dia tidak menuntut “pelucutan senjata Israel”, tetapi “pencegahan semua destabilisasi lebih lanjut di belahan dunia ini”, seperti dilansir RT.
Ini bukan pertama kalinya Macron menyerukan embargo senjata terhadap Israel. Dalam wawancara dengan media Prancis yang disiarkan Sabtu lalu (5/10/2024), ia menganjurkan “solusi politik” terhadap konflik di Timur Tengah dan berpendapat bahwa negara-negara Barat “harus berhenti mengirimkan senjata untuk berperang di Gaza.” Dia menyebut kekejaman lebih lanjut ini sebagai sebuah “kesalahan” dan memperingatkan agar Lebanon tidak menjadi “Gaa baru”.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menanggapinya dengan pernyataan berapi-api, mengklaim bahwa Israel berperang “di tujuh front melawan musuh-musuh peradaban,” mengacu pada konflik dengan Hamas, Hizbullah, Houthi di Yaman, serta Iran dan sekutunya di Suriah dan Irak.
“Saat Israel memerangi kekuatan barbarisme yang dipimpin oleh Iran, semua negara beradab harus berdiri teguh di sisi Israel,” kata Netanyahu.
“Tetapi Presiden Macron dan para pemimpin Barat lainnya kini menyerukan embargo senjata terhadap Israel. Sungguh memalukan,” tambahnya, seraya menyebut tindakan tersebut “memalukan” dan bersumpah bahwa Israel “akan menang dengan atau tanpa dukungan mereka.”
(DCA)