Jakarta – Yom Kippur adalah hari penting dari banyak hari suci penting dalam agama Yahudi, dimulai dengan Rosh Hashanah, perayaan Tahun Baru Yahudi. Pada Yom Kippur, orang Yahudi menganggapnya sebagai waktu paling penting dan sakral untuk melakukan audit, pertobatan, dan permintaan maaf.

Menurut National Geographic Yom Kippur sendiri berarti “Hari Pendamaian” dan dianggap sebagai hari paling suci dalam kalender Yahudi. Yom Kippur dirayakan pada hari ke 10 Tishri dalam kalender Ibrani. Tishri adalah bulan pertama dalam tahun kalender sekuler dan bulan ketujuh dalam tahun keagamaan, menurut kalender Yahudi, yang menggabungkan perhitungan bulan dan matahari. Pada tahun 2024, Yom Kippur jatuh pada tanggal 10 Tishri 5783, yang bertepatan dengan tanggal 11-12 Oktober dalam kalender Masehi.

Menurut tradisi ini, Yum Kippur berasal dari Musa. Setelah Tuhan memberikan Sepuluh Perintah di Gunung Sinai, Musa kembali ke Israel. Ketika dia keluar, orang Israel menyembah anak lembu emas yang dianggap berhala. Karena marah, Musa menghancurkan batu yang berisi instruksi tertulis di atasnya dan kembali ke gunung untuk mencari pengampunan Tuhan. Musa kembali dengan Sepuluh Perintah Allah dan pengampunan Tuhan bagi umat Israel.

Yom Kippur adalah akhir dari “Hari Peninggian” atau “Hari Pertobatan” yang dimulai dengan Rosh Hashanah. Selama sepuluh hari ini, diyakini seseorang dapat mempengaruhi rencana Tuhan di tahun yang akan datang. Dalam Mishnah, teks yang mengatur kehidupan sehari-hari orang Yahudi, Tuhan digambarkan mencatat nama-nama orang dalam tiga buku tentang Rosh Hashanah: satu untuk yang baik, satu untuk yang buruk, dan satu untuk Anda berada di ruang itu. .

Festival Kanben dimulai saat matahari terbenam dan berakhir saat matahari terbenam keesokan harinya. Dilarang bekerja pada siang hari dan sanksinya berupa “penyiksaan diri” seperti berpuasa, menolak mandi, berhubungan seks, memakai sepatu kulit dan mengoleskan lotion atau krim asli. Meskipun tidak semua orang Yahudi mematuhi hukum ini, Yom Kippur dikenal sebagai hari untuk semua orang karena bahkan orang Yahudi yang paling tidak patuh pun masuk ke sinagoga.

Sinagoga adalah bagian penting dari festival Yom Kippur dengan lima kebaktian doa. Setiap kali mereka berdoa, gereja bersama-sama mengakui dosa mereka. Beberapa peserta mengenakan jubah putih atau jeans, pakaian putih melambangkan baju besi, pakaian malaikat, dan upacara sakral.

Ibadah pertama yang dimulai saat matahari terbenam, meliputi proklamasi Colombus, dimana jemaah mendoakan agar nazar yang tidak dapat dipenuhi pada tahun mendatang dibatalkan. Proklamasi tersebut diyakini muncul sebagai sarana agar umat Yahudi dipaksa bertobat di Hari Raya Pendamaian.

Karena tradisi Yahudi menyatakan bahwa Tuhan menghakimi baik yang hidup maupun yang mati, makan siang pertama mencakup Yizkor, sebuah layanan berkabung di mana doa dipanjatkan kepada orang tua atau orang yang dicintai yang telah meninggal. Peserta juga berjanji akan beramal shaleh agar mendapat penilaian positif dari Tuhan bagi orang yang dicintainya.

Ibadah terakhir melambangkan “penutupan” gerbang surga dan penutupan Kitab Tuhan, dan dilanjutkan dengan doa semua gereja yang ingin kembali ke prinsip spiritual Yudaisme.

Ketika salat terakhir Yom Kippur selesai, maka ditiuplah tanduk domba atau terompet domba sebagai tanda ampunan Tuhan diberikan dan selesailah puasa 25 jam. Para peziarah kemudian sering pulang untuk berpuasa bersama keluarga dan teman-temannya.

(dk)