NEW DELHI – Setidaknya enam Muslim India tewas dalam protes kekerasan di seluruh India terkait survei masjid yang diyakini dibangun di atas kuil Hindu, kata pihak berwenang pada Selasa (26/11/2024). 20 polisi juga terluka dalam protes yang dimulai di Sambhal di negara bagian Uttar Pradesh di India utara pada Minggu (24/11/2024).
Kekerasan jalanan terjadi untuk mencegah tim surveyor dari Institut Arkeologi India (ASI) yang dikelola pemerintah memasuki Masjid Shahi Jama di Sambhal. Enam pria Muslim tewas dalam penembakan yang menurut Hakim Distrik Chirag Goyal dilakukan oleh sesama pengunjuk rasa.
“Enam orang tewas dalam baku tembak dengan perusuh yang menggunakan pistol rakitan,” kata Goyal, menurut laporan AFP. “Polisi hanya menggunakan gas air mata dan peluru karet.”
Dua orang awalnya dilaporkan tewas pada hari Minggu, namun informasi lebih lanjut kemudian muncul dan satu orang lagi meninggal karena luka-lukanya.
Goyal mengatakan 25 orang ditangkap setelah kekerasan tersebut.
Kelompok aktivis Hindu telah mengklaim beberapa masjid yang mereka katakan dibangun di atas kuil Hindu pada masa Kekaisaran Muslim Mughal berabad-abad yang lalu.
Pengadilan setempat memerintahkan survei Sambhali setelah petisi yang diajukan oleh seorang pendeta Hindu bulan ini menuduh bahwa masjid tersebut dibangun di lokasi sebuah kuil Hindu.
Pengadilan memerintahkan survei masjid dalam waktu beberapa jam, dan warga Muslim setempat memprotes keputusan tersebut.
Survei pertama dilakukan pada 19 November. Survei kedua yang dilakukan empat hari kemudian, yang mengambil foto dan video dari masjid, memicu kekerasan.
Masjid ini dibangun di puncak bukit Shahi Jama pada tahun 1526 pada masa pemerintahan kaisar Mughal Babur dan Humayun, dengan renovasi pada abad ke-17, menurut sejarawan.
Aktivis nasionalis Hindu terguncang awal tahun ini ketika Perdana Menteri Narendra Modi menyerang sebuah kuil Hindu besar baru di kota Ayodhya di utara, yang dibangun di atas tanah yang dulunya merupakan lokasi masjid Babri yang berusia satu abad.
Masjid tersebut dibongkar pada tahun 1992 dalam kampanye yang dipimpin oleh anggota partai Modi, yang memicu kerusuhan sektarian yang menewaskan 2.000 orang di seluruh negeri, sebagian besar Muslim.
Beberapa aktivis Hindu melihat Modi sebagai pembela ideologi.
Sejak Modi menjabat pada tahun 2014, seruan agar India menyelaraskan sistem politik sekuler resmi dengan mayoritas Hindu telah berkembang pesat.
Akibatnya, minoritas Muslim di negara tersebut, yang diperkirakan berjumlah 210 juta jiwa, semakin khawatir akan masa depannya.
(dk)