JAKARTA – Calon Gubernur (KGB) DKI Jakarta Nomor Urut 1, Ridwan Kamil (RK) mengaku siap merenovasi Situ Rawa Badang di Jatinegar seluas 1,8 hektare di bagian timur dan sekitar 2,6 hektare di bagian barat. Samping 

Menurut RK, Situ Rawa Badung yang terletak tak jauh dari Stasiun KRL Burun menjanjikan potensi luar biasa untuk dikembangkan menjadi pusat rekreasi, pariwisata, dan pendidikan yang sangat dibutuhkan warga Jakarta. 

“Luar biasa, ternyata Jatinega punya telaga yang sejuk. Kita bisa merevitalisasi tempat ini dengan tempat jalan-jalan, bermain, budidaya ikan. Bisa ditambah restoran terapung, dan lain-lain.” 16/11/2024)

Diketahui, Situ Rawa Badang sudah lama terbengkalai dan tampak kumuh. Namun, sistem yang diusung para mantan pemimpin Jakarta itu lambat laun mengubah wajah Rawa Badang. Kini tempat tersebut menjadi magnet bagi para pemancing yang mencari spot alam yang sulit ditemukan di Jakarta. 

Dengan landasan yang dibekali mantan pemimpin tersebut, RK mengaku mampu segera mewujudkan keinginan warga sekitar yang telah lama mendambakan Situ Rawa Badung menjadi tempat rekreasi yang menenangkan dan menyegarkan.

Dalam kesempatan itu, Ketua Harian DPD Golkar DKI Judistira Hermawan mengatakan pihaknya memilih lokasi Rawa Badang secara acak agar calon kepala daerah nomor satu itu bisa melihatnya langsung dan membangun lokasi tersebut. Ikon baru di Jatinega   

“Program ini sengaja kami selenggarakan di sini agar Rawa Badang tidak hanya mengendalikan situasi banjir, tetapi juga menjadi destinasi wisata lokal,” kata Giudistera. 

Ridwan Kamil mengatakan, “Dengan melakukan hal ini kita bisa mempercantik Situ Rawa Badung. Manfaat lingkungan, hiburan bagi warganya lengkap dan juga bisa menarik minat masyarakat dari tempat lain.

Ia juga mengatakan, “Hal ini sudah sering saya sampaikan, bagaimana kita melanjutkan kerja-kerja para pemimpin sebelumnya dan kita tambahkan, RIDO mendorong pasangan untuk melompat. Kedepannya, Jatingar tidak hanya meneruskan romantisme yang terkoneksi dengan stasiun, tapi juga rambu-rambu lainnya. ” .   

(Khafid Mardiansia)