JAKARTA – Prabowo Subianto menjadi Presiden RI kedelapan dalam waktu sepekan. Meski demikian, asal usulnya tetap menarik perhatian masyarakat.

Prabowo merupakan sosok yang terkenal atau sering disebut dengan sebutan “darah biru”. Dalam video yang ditulis Gerindra, ayah kelahiran 17 Oktober 1951 ini merupakan anak dari Sumitro Djojohadikusumo dan Dora Sigar.

Keturunan keluarga bangsawan berdarah bangsawan mulai dari Sultan Agung hingga Raden Adipati Mangkuprojo, Raden Tumenggung Indrajik Kartonegoro, Raden Tumenggung Kertanegara atau Raden Banyak Wide, dan Raden Kartoatmojo. Beliau merupakan generasi ke-8 dari garis keturunan Sultan Agung Mataram dan Sultan Hamengkubuwono (HB) I Kesultanan Yogyakarta.

Raden Kartoatmojo kemudian menikah dengan pangeran dari Kesultanan Yogyakarta RA Djojoatmojo RA Djojoatmojo dan keturunan Sultan Hamengkubuwono I keempat. Rangkaian pernikahan dilanjutkan dengan keturunan Raden Tumenggung Mangkuprojo dan kemudian Raden Mas Margono Djojohadikusumo.

Raden Mas Margono Djohadikoesoemo adalah pendiri Bank Negara Indonesia (BNI). Dia adalah kakek dari Prabowo. Pada masa sistem baru, keluarga Prabowo cukup terkenal.

Prabowo merupakan anak ketiga dari empat bersaudara, Biantiningsih Miderawati Djiwandono, Marjani Ekwati Lemaistre, Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo. Ayahnya, Soemitro, adalah seorang ekonom dan politikus.

Soemitro pernah menjadi Menteri Perdagangan dan Perindustrian, Menteri Keuangan, dan Menteri Riset pada masa rezim lama dan baru. Selain itu, beliau juga menjabat Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 1951 hingga 1957. 

Menurut Wikipedia, Suemitro bergabung dengan Partai Sosialis Indonesia sebelum menjadi Menteri Perdagangan dan Perindustrian di kabinet Natsir. Ia menciptakan program Benteng, dan menerapkan banyak kebijakan ekonomi yang menjadikan Indonesia industri. 

Kemudian menjadi Menteri Keuangan pada kabinet Wilopo dan kabinet Burhanuddin Harahap sekaligus mendirikan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia sebagai dekan kedua. Pada pemerintahan sebelumnya, Suemitro merupakan salah satu menteri yang memfasilitasi masuknya modal dan investasi asing ke Indonesia. 

Hal ini menyebabkan dia menekan Soekarno dan politisi Partai Komunis Indonesia pada periode Djuanda, yang menyebabkan Suemitro bergabung dengan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di sana. Peran Soemitro dalam PRRI dilakukan di luar Indonesia melalui kegiatan penggalangan dana dan bantuan luar negeri. 

Saat PRRI hancur, Soemitro baru pulang pada tahun 1967. Pada tahun 1957 terjadi pemberontakan PRRI dan Soemitro membawa seluruh keluarganya ke Padang menggunakan pesawat Dakota DC-3 yang ditumpanginya.

Kecurigaan pemerintah Sukarno terhadap keterlibatan Suemitro dalam serangan teroris memaksanya memindahkan keluarganya ke Singapura pada tahun 1958. Prabowo kemudian melanjutkan studinya di British Elementary School di Singapura.

Pada tahun 1962, terjadi pergolakan politik di Singapura, dimana mereka cenderung menjaga hubungan baik dengan Presiden Soekarno. Hal ini mengharuskan Prabowo dan keluarganya pindah ke Hong Kong.

Terakhir, Prabowo melanjutkan sekolah bersama sang kakak di Glenealy Junior School di Hong Kong. Dua tahun kemudian, orang tua Prabowo memutuskan pindah ke Kuala Lumpur, Malaysia.

Prabowo menghabiskan tahun keduanya di Victoria Institution di Kuala Lumpur, Malaysia; Sekolah Internasional Zurich di Zurich, Swiss; dan The American School di London, Inggris. Pada tahun jatuhnya Sukarno dan bangkitnya Soeharto, Soemitro memboyong keluarganya ke Indonesia.

Soeharto mengajaknya kembali ke Indonesia. Ia kemudian diangkat menjadi Menteri Perdagangan dan Perindustrian, kemudian Menteri Riset.

Pada tahun 1970, Prabowo mendaftar di Akademi Militer Magelang dan lulus pada tahun 1974 dari Akademi Militer. Pada tahun 1976, Prabowo diangkat menjadi Komandan Peleton Para Komando di Grup I Komando Angkatan Darat Sandhi Yudha (Kopassandha) dan ditugaskan di grup Nanggala di Timor Timur.

Prabowo menikah dengan Siti Hediati atau Titiek Soeharto, putri Soeharto. Dari pernikahannya, Ragowo melahirkan Hediprasetyo Djojohadikusumo atau Didit. Namun, Prabowo dan Titiek berpisah karena alasan yang masih belum diketahui, namun ada yang mengatakan karena alasan politik pada tahun 1998.

Prabowo pun terjun ke dunia politik dan mendirikan Partai Gerindra yang menjadikannya Presiden Republik Indonesia periode 2024-2029.

(adalah)