Sindiran Aleix Espargaro usai dituding gagal dalam misi terakhir Enea Bastianini di MotoGP 2024 menarik untuk diulas. Sebab, dia dituduh banyak hal.

Peristiwa ini terjadi di Spanyol. Montmelo, Semuanya bermula pada balapan terakhir MotoGP 2024 yang digelar pada 17 November di sirkuit Barcelona-Catalunya. Jorge Martin menjadi juara dunia setelah finis ketiga pada balapan tersebut.

Namun pada balapan kali ini, selain Francesco Bagnaia dan Jore Martin, terjadi pertarungan sengit antara Espargaro dan Enea Bastianini. Sejak awal keduanya mengikuti pertarungan tiga mobil balap di depan.

Sayangnya, Espargaro dituding menahan laju pembalap di belakangnya, termasuk Bastianini. Keduanya kerap berebut posisi keempat.

Namun, Bastianini malah melebar dan menjatuhkannya ke posisi kedelapan. Espargaro yang finis keempat berhasil menahan Alex Marquez.

Melihat hal tersebut, Bastianini tak senang dengan apa yang dilakukan Espargaro. Pembalap Aprilia itu dituding berusaha membantu Jorge Martin menjadi juara dunia.

Bastianini merasa Espargaro seharusnya tidak membantu Martin. Karena mereka bukan rekan satu tim. Gara-gara aksi tersebut, La Bestia tak bisa menampilkan balapan terbaik Ducati untuk terakhir kalinya.

Espargaro tak mau ambil pusing menanggapi hal tersebut. Ia bahkan mengklaim tak ada seorang pun yang terkekang saat balapan.

“Satu-satunya tanggapan saya adalah tidak adil mengatakan hal ini. Saya menunggu untuk membalapnya di lap terakhir, tapi dia (Bastianini) tertinggal 3 detik dari pabrikan Ducati (Desmosedici GP24). Jadi saya tidak tahu apa maksudnya,” kata Espargaro, Jumat (22/11/2024) seperti dikutip Crash.

Selain itu, Pembalap Spanyol itu memperkuat ucapannya dengan membandingkan Bastianini dengan Marquez. Pasalnya pada balapan terakhir, adik Marquez itu menyusulnya dan finis di posisi keempat.

“Alex Marquez menjalani balapan yang hebat dan dia mengalahkan saya. Dan Enea (Bastianini) tidak bisa. Jadi saya melakukan yang terbaik,” kata Espargaro.

“Jika dia mengira saya mencoba untuk memperlambat, itu tidak mungkin. Batasan itu terlampaui. “Saya satu-satunya yang meninggalkan motornya di tengah (pembalap) Ducati,” ujarnya.

(perang)