JAKARTA – Misi Polaris Dawn yang diluncurkan perusahaan luar angkasa milik Elon Musk, SpaceX, berhasil membawa warga ke luar angkasa mandiri pertama. Pesawat berkapasitas empat penumpang ini merupakan perkembangan baru dalam wisata luar angkasa yang telah mendapatkan popularitas selama dekade terakhir, setidaknya di kalangan orang-orang berkantong tebal.
Pesawat luar angkasa Crew Dragon yang diluncurkan SpaceX memiliki empat awak swasta, yakni pilot Scott Poteet, 50, pensiunan letnan kolonel Angkatan Udara Amerika Serikat (AS); Misi Polaris Dawn selama lima hari akan melibatkan insinyur senior SpaceX Sarah Gillis, 30, dan Anna Menon, 38, serta miliarder pendiri perusahaan pembayaran elektronik Shift4, Jared Isaacman, 41. ‘Peristiwa besar’ misi tersebut, yaitu perjalanan luar angkasa, akan memakan waktu tempat pada hari ketiga.
Penerbangan luar angkasa komersial pertama dalam sejarah tertunda hampir dua setengah jam, dengan perjalanan luar angkasa dimulai pada 10:50 GMT setelah peluncuran pesawat ruang angkasa. Saat menguji ketahanan dan mobilitas pakaian antariksa yang dikembangkan oleh SpaceX, Isaacman dan Menon melakukan perjalanan luar angkasa selama beberapa menit sementara dua awak lainnya tetap berada di dalam kendaraan.
Tidak ada kelompok yang mengalami gejala parah, termasuk penyakit serius yang bisa berakibat fatal dalam kasus ekstrim karena perbedaan tekanan, sehingga misi SpaceX sukses. Tim juga melakukan beberapa eksperimen, termasuk komunikasi laser antar satelit antara pesawat ruang angkasa dan konstelasi satelit Starlink Space X.
Reuters melaporkan, empat anggota kru kini akan memulai perjalanan mereka kembali ke Bumi di luar angkasa dan diperkirakan akan mendarat di pesisir Teluk Meksiko pada Sabtu (14/9/2024).
Spacewalks adalah gimmick baru dalam wisata luar angkasa yang telah berkembang secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Wisata luar angkasa atau wisata luar angkasa adalah perjalanan manusia di luar angkasa untuk tujuan hiburan atau rekreasi. Wisata tersebut terbagi menjadi beberapa jenis antara lain wisata orbital, suborbital, dan luar angkasa bulan.
Namun wisata luar angkasa memiliki definisi yang luas. Menurut Space Tourism Guide, ini adalah aktivitas komersial terkait luar angkasa yang mencakup pergi ke luar angkasa sebagai turis, menyaksikan peluncuran roket, mengamati bintang, atau bepergian ke destinasi berbasis luar angkasa.
Wisata luar angkasa telah terjadi berkali-kali sebelumnya, dengan pengusaha Amerika Dennis Tito menjadi pelanggan berbayar pertama yang menaiki kapsul Soyuz Rusia ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada tahun 2001. Dalam beberapa tahun terakhir, pelanggan berbayar dari perusahaan seperti Virgin Galactic dan Blue Origin juga telah melakukan “lompatan” suborbital singkat ke luar angkasa yang berlangsung selama beberapa menit.
Saat ini setidaknya ada enam perusahaan yang menawarkan atau mengelola perjalanan luar angkasa, antara lain Virgin Galactic, Blue Origin, SpaceX, Boeing, Axiom Space, dan Space Perspective.
Mengingat biaya dan risiko yang terkait dengan peluncuran roket dan wahana antariksa ke orbit Bumi, wisata luar angkasa bukan untuk semua orang. Salah satu faktor penentunya adalah kekuatan finansial karena perjalanan ke luar bumi membutuhkan banyak uang.
Misalnya, Virgin Galactic mengenakan biaya USD 250.000 (Rp 3,8 miliar) untuk penerbangan subgalaksi 2 jam di ketinggian 80 km; Blue Origin berharga USD 300.000 (Rp 4,6 miliar) untuk penerbangan 12 menit di ketinggian 100 km; Axiom Space: USD55 juta (Rp846 miliar) untuk penerbangan 10 hari; Space Vision: USD 125.000 (Rp 1,9 miliar) untuk penerbangan 6 jam ke tepi luar angkasa (32 km di atas Bumi). Misi Polaris Dawn SpaceX saja diperkirakan mencapai USD 200 juta, dan Isaacman dikatakan menghabiskan setidaknya satu juta dolar untuk melakukan penerbangan luar angkasa rahasia pertama ini.
Perjalanan luar angkasa adalah impian banyak orang, termasuk miliarder Richard Branson, pemilik Virgin Galactic.
“Kami akan memberi manusia gambaran tentang luar angkasa, tempat kami dapat mengirim manusia ke orbit,” kata Branson dalam wawancara dengan Smithsonian Channel beberapa tahun lalu.
“Saya selalu memikirkan dan memimpikan hal ini dan saya berkata kepada para pengembang, tolong bantu kami mewujudkan impian ini menjadi sukses.”
Virgin Galactic pernah mengoperasikan 400 penerbangan wisata luar angkasa dalam setahun, yang berarti lebih dari satu penerbangan per hari.
Selain biayanya yang mahal, wisata luar angkasa juga menjadi perdebatan karena dampaknya yang kuat terhadap lingkungan.
Karena ledakan roket seringkali berbahaya bagi lingkungan, karena pembakaran bahan bakar roket, mesin roket melepaskan gas dan partikulat berbahaya ke atmosfer bagian atas, yang mengakibatkan penipisan ozon. Dengan semakin populernya wisata luar angkasa, hal ini berarti jumlah peluncuran roket juga kemungkinan akan meningkat sehingga meningkatkan jejak karbon.
Beberapa ahli juga percaya bahwa kunjungan luar angkasa akan melanggar pasal-pasal Perjanjian Luar Angkasa yang ditandatangani oleh negara-negara besar pada tahun 1967 selama Perang Dingin. Pasal ini mengatur bahwa kegiatan lembaga swadaya masyarakat di luar negeri harus mendapat izin dan diarahkan oleh lembaga pemerintah. Wisata luar angkasa, seperti misi Polaris Dawn, bukanlah aktivitas NASA dan tidak diatur oleh pemerintah AS.
(Daka)