JAKARTA – Menteri Pendidikan Tinggi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Satryo Soemantri Brodjonegoro mengatakan pihaknya akan menjadikan generasi masa depan Indonesia berpikir kritis untuk menghadapi masa depan yang tidak pasti karena perkembangan teknologi di masa depan akan semakin maju.

“Di bidang saya, mungkin yang paling saya khawatirkan adalah kita di sektor Pendidikan Tinggi, kita tidak tahu pekerjaan apa yang akan dimiliki dunia pada tahun 2030, pekerjaan apa yang akan kita ketahui pada tahun 2030. karena AI telah berkembang begitu pesat. , dimana hampir semua pekerjaan sudah tergantikan oleh mesin,” kata Satryo dalam acara perpisahan Kemendikbud, Senin. (21 Oktober 2024).

Oleh karena itu, kata dia, mereka akan melakukan upaya di bidang Pendidikan Tinggi dan Penelitian untuk mempersiapkan diri secara akademis menghadapi masa depan yang tidak pasti dan tidak menentu. Bagaimana cara mengajari anak sesuatu tanpa mengetahui masa depannya akan seperti apa.

“Ilmu mekanik saya sudah tua, saya belajar dari 75-80 sampai 85. Kalau saya belajar sekarang dan menerapkan ilmu itu, nanti akan sangat sulit,” ujarnya.

Ia juga mengatakan, ke depan pengajaran perlu dilakukan dengan menggunakan ilmu pengetahuan modern untuk menghadapi tantangan masa depan yang tidak pasti. Ia juga mengajak semua pihak untuk menghadapi tantangan tersebut dan mendorong anak-anak generasi baru untuk berpikir kritis agar bisa hidup di masa depan.

“Ini tantangan kita ke depan. Mari kita bersama-sama menghadapi masa depan yang genting dan penuh ketidakpastian yang membutuhkan metode pembelajaran baru. Kita perlu membuat anak-anak kita berpikir dengan segala cara. Dikritik atau tidak, kita tidak akan bisa hidup di masa depan, katanya.  

(Ha)

(Ha)