JAKARTA – Pemerintahan baru Indonesia yang dipimpin Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen dalam lima tahun ke depan. Ini adalah tujuan yang mulia, tapi sangat bisa dicapai.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi ini dapat didorong oleh sektor teknologi yang kini terus meningkat. Hal ini dapat dimulai dengan pembangunan pusat data kecerdasan buatan yang akhir-akhir ini banyak diterapkan oleh perusahaan teknologi.

Penulis buku Strategi Transformasi Nasional Prabo, Subianto Tirkayusa Setiawan mengatakan, banyak gagasan yang dituangkan dalam buku tersebut untuk pembangunan Indonesia. Ide-ide ini akan dilaksanakan selama Prabowo menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.

“Pak Prabowo ingin menjadi presiden selama 20 tahun, dan dari 20 tahun tersebut pula ia menuliskan gagasan-gagasan kebangsaan yang akan ia laksanakan begitu ia mendapat amanah sebagai presiden RI,” ujar Unlocking Digital dari Indotelko. Peristiwa pertumbuhan 8% di Jakarta, Selasa (3/9/2024).

Dirkayusa mengungkapkan salah satu strategi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen adalah dengan mendukung pengembangan pusat data kecerdasan buatan. Sebab, dalam lima tahun ke depan, kapasitas data center dunia akan meningkat dari saat ini 57 gigawatt menjadi 95 gigawatt (GW).

Dengan Pengiriman Energi Terbarukan (EBT) 24/7 yang baru, saat ini biayanya 14 sen per Kwh. Selain itu, keberadaan pusat data AI juga akan berdampak pada sektor lain.

Misalnya, Meta menggunakan 13 GW dari 57 GW yang juga diinvestasikan pada energi panas bumi. Hal ini bisa menjadi peluang bagi perusahaan panas bumi Indonesia untuk membeli energi, khususnya di Pulau Jawa dan Sumatera.

Selain itu, tembaga juga erat kaitannya dengan hal tersebut, sedangkan Indonesia mengembangkan hilirisasi tembaga. Sebagai dampak dari AI, harga tembaga akan naik menjadi $5 per pon dan permintaan listrik akan meningkat dalam 5 tahun ke depan.

Pasalnya, tembaga merupakan bahan baku penting kabel, terutama untuk pusat data dan kendaraan listrik (EV). Nah, belakangan ini harganya naik signifikan.

“Kunci pertumbuhan 8 persen adalah kerja sama, persatuan. Ini memerlukan kerja sama yang kuat antara swasta dan pemerintah. Semua orang harus duduk bersama dalam jangka pendek. Selain itu, kita harus berbicara dalam bahasa yang sama, yaitu kita. Kita harus melihat hal yang sama peluang di dunia dan mengundang mitra untuk tumbuh bersama Indonesia

(Dhaka)