JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden (Vapres) Maruf Amin makan malam bersama para menteri senior kabinet Indonesia di Istana Negara Jakarta siang tadi (18/10/2024). Acara tersebut juga dihadiri oleh Presiden terpilih dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Dalam foto yang dirilis Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, terlihat Presiden Jokowi duduk satu meja bersama Maruf Amin dan Prabowo Subianto. Ada momen panas dari ketiganya. Mulai dari sapaan, senyuman dan senyuman juga terlihat pada ketiga karakter tersebut.

Pada foto berikutnya, Presiden Jokowi terlihat mengunjungi meja lain yang ditempati Menteri Perdagangan Zulkifli Hassan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makariemi.

Kemudian para menteri memakan makanan yang disediakan. Setelahnya, Presiden Jokowi dan para menteri kabinet Indonesia juga menyempatkan diri berfoto bersama di salah satu sudut Istana.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhajir Effendi mengungkapkan salah satu menu makan siangnya adalah kari kambing dan rujak. 

“Makan di luar. Saya membeli susu kambing dan rujak,” kata Muhajir kepada media setelah mereka makan siang bersama. 

Saat itu, Muhadjir juga mengatakan, hampir seluruh menteri kabinet Indonesia, yang masa jabatannya telah berakhir atau akan beralih ke pemerintahan berikutnya, hadir bersama dalam jamuan makan siang tersebut. 

“Seperti semua menteri. Baik menteri petahana maupun menteri keluar, termasuk saya sendiri, kata Muhajir. 

Muhajir kembali mengatakan bahwa dia hanya makan dua jenis kambing panggang dan rujak. “Ada dua spesies yang disebut kambing dan rujak. Rujak Sunda ternyata tidak ada zingurinya. Itu hanya sayur,” katanya.

Muhajir menggambarkan suasana akrab saat makan siang bersama Presiden Jokowi dan para menteri. Namun, kata dia, suasana cukup haru saat Presiden Jokowi menyampaikan pidatonya.  

“Sangat familiar. Dia menggerakkan kita hanya ketika dia memberikan pidato singkat. Kita masih bertemu, tapi bagaimana kalau mengucapkan selamat tinggal? “Tapi itu momen yang sangat menyedihkan menurut saya,” tutupnya.

(adalah)