JAKARTA – Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar lokakarya pelatihan pengolahan sampah non permanen penutup dinding berupa toaster dan mozaik tiga dimensi.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Arsitek Suastika Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen pada Rabu (13/11/2024). Pelatihan ini diikuti oleh beberapa peserta antara lain perwakilan desa, warga sekitar dan pengrajin mitra CV Mahatva Karya.

Program kerja lokakarya ini sendiri didanai oleh Program Pengabdian Kepada Masyarakat Tahap Kedua dengan sumber dana Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) tahun anggaran 2024.

Inisiatif pelatihan ini diprakarsai oleh guru besar koordinator, Tri Joko Daryanto, yang melihat adanya peluang untuk mengolah limbah kritis menjadi produk yang bermanfaat. Limbah genteng yang sering dianggap tidak berguna, kini dimanfaatkan sebagai penutup dinding yang estetis dan bernilai jual tinggi.

Proses konversi limbah ini meliputi beberapa langkah penting, yaitu pertama mengidentifikasi karakteristik limbah genteng untuk memahami kekuatan, tekstur, dan potensi estetika; kemudian mengembangkan desain yang sesuai dengan karakter bahan sehingga menghasilkan produk yang menarik secara visual.

Pada tahap ini, peran Profesor Made Suastika dari Program Studi (Prodi) Arsitektur sangat penting untuk mengawasi proses produksi agar produk akhir memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan.

Selain itu, Dyah Yuni Kurniawati, Guru Besar Program Studi Seni Rupa Murni, memberikan wawasan mengenai aspek estetika produk, memastikan setiap desain memiliki nilai seni yang tinggi dan menarik perhatian konsumen.

“Setelah desain selesai, sisa ubin yang tidak terpakai dikumpulkan. Sampah tersebut kemudian dipotong sesuai ukuran dan bentuk yang diinginkan, seperti potongan panggangan atau mozaik, dengan bantuan pengrajin. “Selanjutnya potongan-potongan ubin tersebut dirangkai dan direkatkan dengan resin, lalu saya taburkan bubuk ubin pada bagian yang terkena lem agar terlihat halus dan mulus,” jelas Dyah dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (14/11/). . 2024).

Dari sudut pandang lingkungan, proyek ini berhasil mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan sampah dan mengurangi kebutuhan bahan baku baru, sehingga berkontribusi terhadap konservasi sumber daya alam. Dari segi ekonomi, proyek ini menciptakan peluang usaha baru dengan nilai jual tinggi dan berpotensi menjadi sumber pendapatan masyarakat, khususnya bagi perajin dan pihak-pihak yang terlibat dalam proses produksi.