Di Tiongkok, seorang dokter dan ahli anestesi yang dikenal sebagai Qu berada di bawah pengawasan ketat setelah tindakannya menyebabkan kematian pacarnya, Chen, yang menderita insomnia. Kritik muncul secara online setelah pengadilan dengan lunak menangani pelaku dan memberikan kompensasi kepada keluarga korban.

Selasa (26/11/2024) Ringkasan SCMP. Penjahat berusaha untuk mengobati insomnia pacarnya dengan membiusnya lebih dari 20 kali dalam enam jam, sebuah tindakan tragis yang menyebabkan kematiannya.

Dokter tersebut, yang bermarga Qu, adalah ahli anestesi di sebuah rumah sakit di Tiongkok barat daya.

Menurut Cover News, Dr. Koo bertemu korban Chen pada tahun 2022 melalui platform kencan online. Setelah pasangan tersebut memulai hubungan, Chen Qu kerap meminta agar diberikan propofol, obat bius yang ampuh, untuk meredakan insomnianya di hotel antara September 2023 hingga Maret 2024, saat tragedi itu terjadi.

Pada tanggal 6 Maret, Qu menyuntikkan hampir 1.300 mg propofol dalam lebih dari 20 dosis ke pergelangan kaki Chen selama enam jam dari pukul 23.00 hingga 05.00. Chen juga menambahkan 100 mg propofol yang ditinggalkan oleh Dr itu ke dalam dirinya sendiri. Ku mengetahui bahwa Chen telah meninggal setelah kembali ke hotel.

Pemeriksaan medis memastikan bahwa penyebab kematiannya adalah keracunan propofol akut. Qu segera melaporkan kejadian tersebut ke polisi dan membayar 400.000 yuan (sekitar 800 juta rupiah) kepada keluarga Chen sebagai kompensasi atas perbuatannya, dan dimaafkan oleh keluarga Chen.

Seorang karyawan di salah satu produsen propofol internasional di Shanghai mengatakan kepada The Post bahwa propofol tidak dimaksudkan untuk mengobati insomnia, dan dosis yang digunakan dalam kasus ini jauh di atas dosis aman.

“Propofol adalah anestesi umum jangka pendek yang digunakan terutama untuk menginduksi dan mempertahankan anestesi umum. Dosis injeksinya 1.300 mg lebih tinggi dari protokol pengobatan standar. Kematian akibat overdosis anestesi seperti itu tidak jarang terjadi. penyalahgunaan dan keamanan obat juga menyebabkan kecanduan.” katanya.

Pada tanggal 1 November, Pengadilan Rakyat Kabupaten Renzhou, Provinsi Sichuan menjatuhkan hukuman dua setengah tahun penjara atas tuduhan pembunuhan tidak disengaja. Pengadilan mengakui bahwa penyerahan diri Qu, pengakuannya, restitusi kepada keluarga korban dan pengampunannya berkontribusi terhadap keringanan hukumannya.

Namun hukuman ringan saja belum cukup, netizen mengkritik apa yang dilakukan dokter Qi. “Ahli anestesi tidak mengetahui dosis obat bius yang tepat?”  

(qlh)