Hukuman tersebut hampir mengakibatkan kematian, seperti yang menimpa seorang anak laki-laki berusia 13 tahun di Tiongkok.

Bocah tersebut dilaporkan didiagnosis menderita rhabdomyolysis yang mengancam nyawa setelah dipaksa melakukan 1.000 squat sebagai hukuman saat menghadiri perkemahan musim panas, lapor Oddity Central, Senin (7/10/2024).

Insiden itu bermula ketika anak tersebut didaftarkan di perkemahan musim panas selama 7 hari. Saat acara wisuda, orang tuanya menerima foto yang memperlihatkan putranya tampak sedih dan salah satu kakinya pincang.

Meski pihak penyelenggara acara awalnya mengatakan semuanya baik-baik saja, namun para orang tua memahami keseriusan anak tersebut ketika melihat anak kesayangannya bahkan tidak bisa berdiri.

Setelah bertanya kepada orang tuanya, bocah tersebut mengaku dikenai hukuman 1000 squat oleh gurunya karena ketahuan berbicara dengan anak lain saat latihan. Foto: Tangkapan layar Oddity Central

Setelah mencapai 200 squat, ia terjatuh karena nyeri otot. Namun bukannya membantu, guru tersebut malah menendangnya dan dia tergeletak di tanah kesakitan. Ia baru terbantu saat upacara dimulai karena orang tuanya sudah mulai berdatangan.

Meski awalnya didiagnosis mengalami cedera otot ringan dan diberi salep di rumah sakit terdekat, kondisi anak tersebut semakin memburuk hingga akhirnya dipindahkan ke Rumah Sakit Afiliasi Jining Medical College.

Hanya di sini,  dia didiagnosis menderita rhabdomyolysis, suatu kondisi serius yang dapat merusak otot dan mengganggu fungsi hati dan ginjal.

Setelah 13 hari dirawat di rumah sakit, anak tersebut diperbolehkan pulang, namun kesehatannya tidak kembali normal. Kini, bocah malang tersebut tidak dapat hidup normal atau melakukan aktivitas fisik apa pun karena atrofi otot kaki, gagal hati, dan ginjal.

Sang ibu tidak terima dengan perlakuan sewenang-wenang yang dilakukan anaknya dan mengungkapkan bahwa hukuman fisik tersebut membuat anaknya cacat seumur hidup. Pihak penyelenggara kamp, ​​​​yang awalnya membantah kejadian tersebut, tidak dapat menyangkalnya, namun kemudian mengakuinya setelah menerima pernyataan dari anak-anak lain.

Saat ini, proses hukum sedang berjalan antara kedua pihak.

(rpa)