Terlalu banyak bekerja, juga dikenal sebagai terlalu banyak bekerja, memiliki banyak dampak negatif bagi kesehatan. Baik secara mental maupun fisik.
Salah satu dampak yang tidak disadari kebanyakan orang adalah obesitas. Contoh ini pertama kali dialami oleh seorang gadis di Tiongkok. Seorang wanita bernama Ouyang Wenjing mengaku berat badannya bertambah dari 60 kg menjadi 80 kg setelah bekerja selama setahun.
Menurut seorang perempuan berusia 24 tahun asal Provinsi Guangdong, Tiongkok, kondisinya semakin parah akibat stres kerja selama satu tahun bekerja.
Dikatakan pula bahwa obesitas akibat kerja berlebihan di Tiongkok seringkali dikaitkan dengan stres kerja, jam kerja yang panjang, atau gaya hidup yang tidak teratur.
Foto: weibo
Ao Dong tidak merinci di mana dia bekerja atau jenis pekerjaan apa yang menyebabkan dia stres berat hingga berujung pada obesitas.
Akhirnya kisahnya dimuat di berbagai waktu dan media sehingga pekerjaannya menjadi ‘malapetaka’ bagi kesehatan fisik dan mentalnya. Kini, Ouyang dikabarkan akan meninggalkan jabatannya pada Juni 2024. Sejak itu, dia merasa situasinya jauh lebih baik.
Dan Dong kemudian menceritakan kenangannya tentang alasan kenapa dia menjadi gemuk karena terlalu banyak bekerja. Ia mengatakan, saat itu ia harus bekerja berjam-jam, bekerja dengan shift tidak teratur, dan memesan segala macam hidangan untuk menu makanannya.
Ao Dong bercerita saat dirinya masih SMP, berat badannya 105 kilogram. Namun, ia mencoba diet dan dalam 4 tahun berikutnya berat badannya turun hingga 45 kg.
Sayangnya, saat dia berolahraga, hal itu menghambat upaya penurunan berat badannya dan berat badannya kembali naik. Dan Dong kini memutuskan menjadi influencer lepas untuk menurunkan berat badan.
Ia menyesuaikan pola makannya untuk mengurangi lemak dan gula, dengan fokus pada makanan seimbang yang mengandung sayuran, biji-bijian, dan protein. Dia kemudian berhasil menurunkan 6 kilogram dalam sebulan setelah perubahan ini.
Berkaca pada pengalamannya, Ao Dong menyarankan agar masyarakat makan lebih banyak sayuran, mengurangi makan daging, dan berusaha untuk tidak membiarkan pekerjaan mempengaruhi waktu makan. Ia juga menyarankan masyarakat untuk berolahraga agar tetap bugar. Informasi tersebut dilansir South China Morning Post pada Sabtu (14/9/2024).
(rpa)