JAKARTA – Ahli gizi Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Rosyanne Kushargana mengatakan berbagai penyakit tidak menular (NCD) kini menjadi perhatian masyarakat. Hal ini tidak lepas dari semakin banyaknya kasus PTM pada kelompok usia muda seperti anak-anak dan dewasa muda.
Ia mengatakan, ada kekhawatiran bahwa 60 anak akan menjalani cuci darah pada tahun 2024 di Jakarta. Hal ini tidak terlepas dari pola hidup yang tidak sehat.
“Peraturan dan pemantauan pangan saat ini tidak memadai. “Pemerintah harus lebih aktif memberantasnya dengan memberikan edukasi,” ujarnya, Senin (14/10/2024).
“Padahal, meski peran pemerintah adalah mengatur pangan yang aman, sudah ada Badan POM yang dibentuk di sana. “Selain membuat regulasi, tugas pemerintah juga memberikan edukasi kepada masyarakat,” lanjut Roseanne.
Namun, kata dia, peran tersebut tidak sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah. Meski demikian, semua pihak juga mempunyai peran dalam menyikapi PTM yang semakin marak.
“Kemudian petugas kesehatan, pendidik, dan sejenisnya semuanya bersinergi untuk mengedukasi masyarakat,” kata Rosyanne.
“Ada pengolahan pangannya, ada makanannya, selain kandungan gizinya, ada bahan tambahan pangan, ada bahan pengawet, ada pemanis, ada pemanis buatan dan lain sebagainya,” lanjutnya.
Selain itu, ia juga menyinggung PP 28 Tahun 2024 Pasal 33 yang melarang promosi susu formula dan dinilai tidak seimbang dalam penerapannya. Bukan berarti susu formula dilarang, katanya, tapi bisa dipromosikan untuk mereka yang berusia enam bulan ke atas.
“Jadi sebenarnya produser bisa melakukan promosi bagi mereka yang bekerja enam bulan atau lebih,” tutupnya.
(fmi)