JAKARTA – Universitas Yarsi menggelar wisuda sarjana semester genap tahun 2024 pada Sabtu 26 Oktober 2024.
Rektor universitas, Profesor Yarsi Fasli Jalal, mengatakan mereka yang lulus kali ini menyelesaikan studi yang masuk universitas pada masa Covid-19. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang dilaksanakan selama 2 tahun dipastikan menghasilkan nilai baik (cum laude). Alat Kelas Cerdas ini sangat berguna.
“Siswa juga bisa belajar on demand,” ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya akan memperluas PJJ di Universitas Yarsi. Menurutnya, belajar dari pengalaman Covid-19, PJJ terbukti efektif. Kini Universitas Yarsi sudah lama memiliki ruang kelas cerdas dengan investasi mahal, PJJ akan menjadi sebuah keuntungan.
Profesor Fasli berharap PJJ dapat dilaksanakan di 16 program studi di Universitas Yarsi. Pada tahap pertama akan diuji integrasi online dan offline. Sebab menurutnya perlu juga adanya interaksi sosial antara guru dan siswa. Kemajuan teknologi akan sangat membantu.
Ia menambahkan “semester depan akan lebih banyak lagi mahasiswa kami yang terintegrasi satu sama lain.
Presiden Yarsi Institute, Profesor Jurnalis Uddin, mengakui tingkat partisipasi generasi muda berusia 18-24 tahun untuk belajar di Indonesia masih rendah, yakni 35 persen. Saat ini Malaysia memiliki 45 persen sedangkan Singapura 55 persen. Hal ini memerlukan keahlian teknis dan penelitian agar Indonesia tidak ketinggalan dibandingkan negara lain.
Selain itu, menurutnya PJJ dinilai sangat baik dalam hal penangkapan. “Jadi kalau 100 orang, yang bisa masuk perguruan tinggi hanya 35 orang. Untuk meningkatkan sumber daya manusia perlu keterampilan teknis, penelitian dan melalui PJJ,” ujarnya.
Beasiswa penuh untuk pelajar Palestina
Wisuda kali ini berbeda dengan sebelumnya, Universitas Yarsi telah memberikan beasiswa penuh kepada seorang wanita Palestina bernama Samaa M wafaq Al-Kafarma (Samaa) untuk kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.
Pelajar Palestina ini tidak hanya mampu membiayai pendidikan, perumahan, dan biaya hidup selama berada di Indonesia. Namun uang tersebut telah dihabiskan untuk mempersiapkan penerbangannya dari Palestina ke Indonesia ke Universitas Yarsi. Duta Besar Palestina untuk Indonesia Dr. Zuhair AlShun menghadiri upacara pelantikan secara langsung.
Profesor Fasli mengatakan, upaya ini dilakukan Universitas Yarsi untuk mendukung dan membantu Palestina.
“Universitas Yarsi memiliki salah satu keunggulan di bidang kedokteran, sehingga bidang kedokteran memberikan peluang untuk mendidik masyarakat Palestina menjadi dokter, karena pemerintah Indonesia bertekad mendukung penuh kemerdekaan Palestina. Apa yang dilakukan Yarsi juga berupaya untuk bantu Palestina Pemerintah Indonesia berharap Palestina segera merdeka,” kata Profesor Fasli.
Dalam situasi saat ini, Profesor Jarida mengatakan Universitas Yarsi kali ini memberikan kesempatan kepada warga Palestina untuk belajar di Fakultas Kedokteran. Namun, menurut dia, akan ada satu orang lagi yang memiliki perlengkapan yang sama
“Saat ini sedang dipersiapkan satu orang. Kedepannya Yarsi Foundation akan menambah jumlah mahasiswa Palestina, tidak hanya di fakultas kedokteran, tapi juga di universitas-universitas lain di Yarsi.” Kata Profesor jurnalis itu.